Friday, December 17, 2021

Tugas Makalah Pencegahan dan Perawatan Cidera (PEMANASAN)

 

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA

PEMANASAN

 

Pendahuluan

            Olahraga mulai menjadi sebuah tren atau gaya hidup masyarakat di Bumi Serumpun Sebalai. Hal ini terlihat dari berbagai event yang diadakan selalu diikuti oleh sebagian besar masyarakat, baik tua maupun muda. Mulai dari olahraga kesehatan sampai dengan olahraga prestasi.     

            Melakukan pemanasan bukan berarti seorang atlet atau pelaku yang melakukan kegiatan olahraga terhindar dari cedera. Potensi cedera dalam olahraga bukan hanya dikarenakan faktor kurang/tidaknya pemanasan, tetapi juga karakter/tipe olahraga yang dilakukan memiliki andil yang tidak sedikit. Sebagai contoh, karakter cabang olahraga sepak bola yang lebih banyak terjadi kontak fisik (body contact) antar pemain, memiliki potensi cedera yang lebih besar daripada olahraga bulu tangkis yang permainannya dibatasi jaring/net. Harus diakui, apapun cabang olahraganya pasti berpotensi resiko cedera.

            Untuk meminimalisir resiko cedera maka pelaku olahraga wajib melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pelaku olahraga masih banyak yang mengabaikan tahapan berolahraga yang bermanfaat dan aman (jauh dari resiko cedera). Maka dari itu dalam olahraga harus diawali dengan pemanasan (warming-up), latihan inti, dan diakhiri dengan pendinginan (cooling-down). Ketiga tahapan olahraga tersebut sangat penting sehingga harus dilakukan oleh pelaku olahraga tanpa terkecuali.

            Diantara ketiga tata cara berolahraga itu, tahap pemanasan merupakan tahap yang penting, namun sering diabaikan. Jangankan masyarakat awam, atlet pun terkadang tidak melakukannya. Beberapa sebab antara lain: ketidaktahuan pelaku, kurangnya kesadaran pelaku, dan malas melakukan pemanasan. Seringkali kita melihat pelaku olahraga datang ke lapangan, pakai sepatu, dan langsung main tanpa pemanasan lebih dulu.

Pengertian Pemanasan
            Pada dasarnya setiap aktivitas olahraga terdiri dari pemanasan, kegiatan inti, dan pendinginan. Ketiga tahap ini hendaknya menjadi pedoman para pelaku olahraga ketika melakukan kegiatan olahraga. Pemanasan (warming-up) adalah meningkatkan suhu inti tubuh melalui beberapa gerakan pendahuluan sebelum melakukan olahraga utama supaya otot-otot tubuh yang terlibat dalam aktivitas gerak siap dan mengurangi timbulnya cedera pada otot atau persendian. Aktivitas pemanasan berisikan peregangan statis, dinamis, dan gerakan-gerakan formal olahraga yang akan dilakukan.
            Berolahraga berarti menggerakkan seluruh atau sebagian anggota tubuh. Gerak yang dilakukan dalam berolahraga berbeda dengan kegiatan sehari-hari. Bagian tubuh yang digerakkan adalah otot dan sendi. Tujuan pemanasan adalah untuk menyiapkan otot dan sendi tubuh sebelum aktivitas olahraga yang sesungguhnya, dengan cara menaikkan suhu tubuh kurang lebih satu derajat celcius. Kenaikan suhu tubuh yang diikuti dengan meningkatnya denyut jantung menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh menjadi lebih cepat sehingga pasokan oksigen ke dalam otot menjadi lebih banyak. Akibatnya, pelaku olahraga akan mampu menggerakkan anggota tubuh dengan cepat, kuat, sudut gerak yang luas, dan rasa nyaman.
            Sedangkan manfaat pemanasan yaitu meminimalkan risiko cedera olahraga. Secara psikologis, pemanasan bermanfaat pada kepercayaan diri dan rasa nyaman. Akibat yang sering terjadi jika tidak melakukan pemanasan yaitu otot dan sendi tubuh terasa kaku, kram otot dan rasa pegal. Manfaat dari pemanasan itu sendiri antara lain :

      Meminimalkan risiko cedera olahraga.

      Secara psikologis, pemanasan bermanfaat pada kepercayaan diri dan rasa nyaman.

      Meningkatkan pasokan oksigen dalam aliran darah

      Meningkatkan kelenturan tubuh saat latihan

      Pemanasan yang baik akan melebarkan pembuluh darah kita, memastikan bahwa otot kita disuplai oksigen dengan baik.

      Pemanasan juga meningkatkan suhu otot untuk fleksibilitas dan efisiensi yang optimal

      Pemanasan membantu meminimalkan tekanan pada jantung ketika kita mulai lari.

           

            Pemanasan yaitu serial dari gerakan tubuh yang dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara progresif (bertahap). 

      Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan adalah 5-10 menit.

      Cobalah untuk selalu konsentrasi dan santai, jangan menahan nafas dan bernafaslah secara normal.

      Hindari meregangkan otot yang masih dingin. Jadi jangan mulai dengan peregangan.

      Mulailah dengan tingkat hitungan yang sedikit kemudian meningkat kehitungan yang banyak sesuai dengan tahapan. Misalnya dalam satu seri latihan dimulai dengan 8 hitungan kemudian pada tahap berikutnya ditingkatkan 2 x 8 hitungan sampai banyak hitungan.

      Awali dengan latihan aerobic ringan untuk mengendurkan dan memanaskan otot-otot.

      Konsentrasi pada latihan, jangan biarkan pikiran yang lain memecah konsentrasi kita. Rasakan setiap pergerakan otot dan tulang-tulang kita selama latihan.

      Lakukan 5-10 menit jalan cepat, jogging pelan, atau bersepeda di atas sepeda statis.

      Lakukanlah pemanasan ini dengan cara yang halus dan jangan melakukan latihan-latihan dengan gerakan yang disentak-sentak.

      Pastikan kita tidak terburu-buru ketika melakukan pemanasan.

      Usahakan latihan-latihan secara berurut, bisa dimulai dari bagian bawah tubuh kita menuju ke atas, bisa juga dimulai dari atas menuju ke bagian bawah tubuh kita.

      Dan kita sudah bisa mulai berlari. Ingat, jangan langsung balapan, mulailah dengan jogging pelan dan secara berangsur-angsur tingkatkan kecepatan.


            Secara umum pemanasan terdiri dari tiga cara yang dilakukan oleh pelaku olahraga yaitu: peregangan statis, peregangan dinamis, dan gerakan-gerakan formal olahraga inti.

Ø a. Peregangan statis adalah peregangan dengan meregangkan sendi dan otot tubuh sejauh/seluas mungkin sampai hampir terasa sakit, kemudian sikap tersebut ditahan sampai dengan 20 hitungan. Gerakan ini dilakukan pada seluruh sendi tubuh.

Ø  b. Peregangan dinamis dilakukan dengan memutar dan memantul-mantulkan sendi dan otot tubuh, gerakan tersebut dilakukan sampai dengan 20 hitungan. Peregangan dinamis berisikan gerakan memanjangkan dan memendekkan otot dan sendi, dan memutar-mutarkan otot dan sendi tubuh.

Ø  c. Peregangan statis dan dinamis ini sebaiknya dikenakan pada otot dan sendi tubuh secara berurutan, dari atas ke bawah ataupun sebaliknya. Maksudnya ialah mulai dari leher, bahu, punggung, sampai ujung kaki atau sebaliknya. Perlu diketahui bahwa peregangan statis dan dinamis ini dapat juga digunakan sebagai latihan kelenturan (fleksibilitis).
Setelah keduanya dilakukan, selanjutnya pelaku melakukan gerakan-gerakan formalitas yang mirip gerakan olahraga sesungguhnya.

Gerakan ini bisa dilakukan dengan alat ataupun tanpa alat. Sebagai contoh, pelaku olahraga sepak bola melakukan sprints pendek dan mendribel bola. Kecukupan dalam melakukan pemanasan diukur dengan jumlah denyut nadi yaitu 60%-70 persen  dari denyut nadi maksimal (DNM).

Masih banyak orang yang menganggapnya sebagai hal yang tidak penting. Padahal, peregangan sangat penting dilakukan dan memiliki banyak manfaat, di antaranya :

1.      Peregangan membuat tubuh dapat bergerak lebih efisien. Selama sesi latihan, otot akan memendek saat mulai letih. Ini akan menghambat kemampuan tubuh untuk menghasilkan kecepatan dan kekuatan serta menyebabkan langkah Anda kurang efisien dan lebih pendek. Peregangan akan membuat otot tetap panjang dan memperbaiki elastisitas/fleksibilitas jaringan tubuh

2.      Peregangan akan membuat tubuh Anda lebih kuat. Peregangan setelah latihan atau di antara latihan ketahanan dapat meningkatkan kekuatan sampai 20%.

3.      Bila dilakukan dengan benar, peregangan akan membantu mencegah timbulnya cedera. Saat tepat melakukannya.peregangan dapat dilakukan kapanpun, saat berolahraga maupun tidak. tidak ada larangan untuk melakukan stretching.yang pasti, lakukanlah sebelum dan setelah aktivitas lain. Peregangan yang dilakukan setelah aktifitas fisik, seperti latihan kardio, latihan kekuatan.atau olahraga permainan, dapat membuat otot lebih hangat dan lentur, sehingga lebih mudah memanjang.

Monday, December 13, 2021

PERSPEKTIF AKSIOLOGI OLAHRAGA PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

 

PERSPEKTIF AKSIOLOGI OLAHRAGA

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

 

A.    Latar Belakang

            Pengertian dari olahraga merupakan kegiatan yang sistematis untuk membina dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Kemenpora RI, 2010: 3). Olahraga merupakan proses peningkatan kesempatan yang ideal untuk menyalurkan energi positif dalam lingkungan persahabatan untuk menciptakan persatuan yang sehat, suasana yang bagus dan menyenangkan, menuju kehidupan serasi, selaras, dan seimbang untuk mencapai kebahagiaan hidup yang sejati.

            Sejarah dan perkembangan olahraga di Indonesia akan dapat menarik suatu garis yang kian lama kian menanjak (Amna, Y., Saifuddin, S., & Jafar, M. 2018). Menurut Wahyuni, H. I. (2018) mengatakan masyarakat indonesia yang dinamis akan mengakui bahwa persekutuan hidup itu hidup dan tidak hanya mengalami pengaruh pikiran dan kemampuan manusia individu saja, bahkan juga mengalami pengaruh zaman dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini. Proses timbal balik yang bersinergitas antara azas keilmuan dan wilayah praksis muncul, dan menjadi tanggung jawab filsafat untuk mengkritisi, memetakan dan memadukan hal tersebut. Filsafat ilmu keolahragaan, dengan penekanan utama pada tiga dimensi (ontologi, epistomologi, aksiologi) untuk mengekplorasi ilmu keolahragaan secara mengakar.

            Kajian keilmuan filsafat dalam olahraga sudah sangat berkembang dengan pesat (Hasugian, J.2009). Filsafat sudah diangap memiliki tanggung jawab penting dalam mempersatukan berbagai kajian ilmu untuk dirumuskan secara padu dan mengakar menuju ilmu keolahragaan. Relevansi filsafat ilmu di bidang ilmu keolahragaan pada dasarnya sebagai media komunikasi masyarakat lintas, inter, dan multidisipliner ilmu yang terkait untuk menjawab persoalan dan tantangan yang muncul dari fenomena keolahragaan.

            Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya (Adib, H. M. 2011). Aksiologi, ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatnya. Bila persoalan value free and value bound  ilmu mendominasi fokus perhatian aksiologi pada umumnya, maka dalam hal pengembangan ilmu baru seperti olahraga ini, dimensi aksiologi diperluas lagi sehingga secara inheren mencakup dimensi nilai kehidupan manusia seperti etika, estetika, religius (sisi dalam aksiologis), dan juga interrelasi ilmu dengan aspek-aspek kehidupan manusia dengan sosialitasnya (sisi luar aksiologis). Keduanya merupakan aspek transfer dari permasalahan transfer pengetahuan.

            Penting kiranya sebagai seorang ilmuan muda dapat mempelajari tentang filsafat ilmu dalam keolahagaan. Maka dari itu dalam makalah ini akan mengangkat masalah  tentang analisis perspektif aksiologi olahraga pada cabang olahraga bola basket.

 

B.  Rumusan Masalah

        Dari latar belakang yang sudah di uraikan di atas maka penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana hubungan antara perpektif Filsafat Ilmu (aksiologi ) olahraga dengan cabang olahraga bola basket.

C. Tujuan

        Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di rumuskan diatas maka penulis dapat merumuskan tujuan sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui hubungan antara perpektif Filsafat Ilmu (aksiologi) olahraga dengan cabang olahraga bola basket.

           

II.    PEMBAHASAN

 

1.   Hubungan antara perspektif Filsafat Ilmu (aksiologi ) olahraga dengan cabang olahraga bola basket.

            Beberapa pendapat bagaimanapun mencerminkan suatu perhatian filosofi yang diakronik terhadap olahraga sebagai fenomena yang monumental di jaman ini (setidaknya dengan mengukur antusiasme masyarakat awam terhadap tontonan olahraga baik langsung di satdion maupun di televisi, atau dengan larisnya majalah atau kolom keolahragaan, berikut fenomena “megasponsor” dan perjudian di dalamnya).

            Berkaitan dengan nilai-nilai, untuk apa manfaat suatu kajian. Secara aksiologi olahraga mengandung nilai-nilai idiologi, politik, ekonomi, social, budaya dan strategis dalam pengikat ketahanan nasional (KDI Keolahragaan, 200: 36). Kecenderungan sisi aksiologi keolahragaan secara akademis menempati sisi yang tak bisa diabaikan, bahkan cederung paling banyak diminati untuk dieksplorasi. Hubungan antara perspektif aksiologi olahraga dengan cabang bola basket  merupakan kajian yang sangat aktual.

            Banyak nilai yang terkandung dalam bola basket yang dapat ditinjau dari fundamental bola basket dan ivent bola basket. Dari segi fundamental ada beberapa nilai yang di capai yaitu : kerjasama, pantang menyerah, percaya diri, disiplin, taat peraturan permainan, respect the game, sportifitas. Untuk nilai yang bisa diambil dari sebuah ivent bola basket : kejujuran, kedisiplinan, sportifitas, loyalitas seporter, kreatifitas. Dari nilai nilai atau manfaat bola basket tersebut menjadi bola basket merupakan olahraga yang sangat menarik untuk di amati.

 

 

III. KESIMPULAN

            Filsafat Ilmu Olahraga merupakan dasar dan nilai yang sifatnya adalah harus sedangkan perspektif tentang cabang bola basket merupakan pengembangan dari dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap pemikiran yang idealis dalam pendidikan dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal balik di antara keduanya, Sehingga Filsafat Ilmu Olahraga dan cabang olahraga tidak dapat dipisahkan, karena filsafat Ilmu Olahraga mengandung bagian yang seharusnya dilaksanakan di dalam praktik perilaku di kecabangan olahraga. Cabang olahraga bola basket ada metodes landasan filsafat yang dimana filsafat untuk hal ini dalam aspek aksiologi selalu berhubungan, Banyak nilai yang terkandung dalam bola basket yang dapat dipelajari. Dari segi fundamental ada beberapa nilai yang di capai yaitu : kerjasama, pantang menyerah, percaya diri, disiplin, taat peraturan permainan, respect the game, sportifitas. Untuk nilai yang bisa diambil dari sebuah ivent bola basket : kejujuran, kedisiplinan, sportifitas, loyalitas seporter, kreatifitas.

Friday, December 10, 2021

TUGAS MAKALAH PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CIDERA ( GANGGUAN KESADARAN)

 

GANGGUAN KESADARAN 

¬  PENGERTIAN

            Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat. Interaksi antara hemisfer serebri dan formatio retikularis yang konstan dan efektif diperlukan untuk mempertahankan fungsi kesadaran.
Pingsan adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak, dan biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah danoksigen ke otak.

Pingsan merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, kepanasan, dan lain sebagainya.

¬  PENYEBAB :

Trauma

Trauma dapat menyebabkan gangguan kesadaran melalui beberapa mekanisme yaitu pendarahan subdural, pendarahan epidural serta kontusio. Pendarahn subdural paling sering disebabkan trauma dan harus dicurigai pada setiap kasus surgical. Pendarahan subdural, terutama bila terjadi bilateral disebabkan trauma non-kecelakaan, misalnya shaken baby syndrome atau kekerasan pada anak. Gejala pada infant biasanya tidak spesifik,sedangkan pada anak biasanya dating dengan sakit kepala hebat, meningismus, fotofobia dan tanda- tanda kenaikan tekanan intracranial.

Vascular/ Stroke

Anak juga bisa mengalami stroke hemoragik dan iskemik. Yang berbeda adalah factor resiko terjadinya stroke. Penyebab tersering stroke iskemik anak adalah penyakit jantung congenital dan penyakit jantung didapat ( penyakit jantung rematik, atrial myxoma, endocarditis ). Penyebab lain misalnya gangguan darah ( koagulopati, sickle cell disease ), penyakit vascular, vaskulopati, diseksi aorta dan trauma. Namun ada 25% anak dengan stroke iskemik tidak memiliki penyebab yang jelas.

Untuk stroke hemoragik penyabab terseringnya adalah rupturnya malformasi arterivena atau aneurisma. Yang ditandai dengan kenaikan tekanan intracranial seperti pusing dan muntah. Ini berbeda dengan penderita stroke iskemik yang biasanya mengalami defisit neurologis fokal. Jika terdapat di ruang subaraknoid biasanya setelah beberapa jam juga terdapat meningismus dan fotofobia.

Aliran darah yang berkurang ke otak dapat terjadi karena :

1) jantung gagal untuk memompa darah;

2) pembuluh-pembuluh darah tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mempertahankan tekanan darah untuk memasok darah ke otak;

3) tidak ada cukup darah atau cairan didalam pembuluh-pembuluh darah; atau

4) gabungan dari sebab-sebab satu, dua, atau tiga diatas.

            Sebab pokok dari pingsan adalah bermacam-macam, diantaranya shock elektris, penyakit ayan, kena hawa sejuk / dingin terlalu lama, serangan jantung, banyak keluar darah, banyak hawa panas, lapar, keracunan,

Sebagian besar kasus pingsan (selain kasus jantung) lebih disebabkan karena adanya hipersensitivitas vagus. Vagus adalah saraf otak ke sepuluh yang mensarafi organ bagian dalam tubuh dan sangat berpengaruh terhadap frekuensi detak jantung.

¬  MEKANISME PINGSAN

            Otak mempunyai banyak bagian-bagian, termasuk dua hemisphere,cerebellum, dan batang otak (brain stem). Otak memerlukan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glucose (gula) pada sel-selnya untuk menopang kehidupan. Untuk tubuh terjaga atau sadar, area yang dikenal sebagai reticular activating system yang berlokasi dalam batang otak perlu dinyalakan, dan paling sedikit satu hemisphere otak perlu berfungsi. Untuk pingsan terjadi, salah satu darinya yaitu reticular activating system perlu kehilangan suplai darahnya, atau kedua-dua hemisphere dari otak perlu dicabut darah, oksigen, atau glucosenya. Untuk otak berhenti berfungsi, aliran darah harus diganggu secara singkat ke seluruh otak atau ke reticular activating system.

            Pingsan berawal dari kecenderungan terkumpulnya sebagian darah dalam pembuluh vena bawah akibat gravitasi bumi. Hal itu menyebabkan jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang sehingga curah darah ke jantung dan tekanan darah sistoliknya menurun.

Guna mengatasi penurunan tersebut, otomatis timbul refleks kompensasi normal, berupa bertambahnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, dengan tujuan mengembalikan curah ke jantung ke tingkat semula.

            Pada seseorang yang hipersensitif, bertambahnya kekuatan kontraksi itu justru mengaktifkan reseptor mekanik pada dinding bilik jantung kiri, sehingga timbul refleks yang menyebabkan frekuensi detak jantung menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan terjadi tekanan darah rendah (hipotensi) sehingga aliran darah ke susunan saraf terganggu.

Ini terjadi karena timbulnya ketidakseimbangan refleks saraf otonom dalam bereaksi terhadap posisi berdiri yang berkepanjangan.

Perubahan-perubahan irama jantung adalah penyebab-penyebab yang paling umum dari pingsan atau syncope. Sementara ini mungkin terdengan tidak menyenangkan, seringkali pingsan disebabkan oleh perubahan sementara pada fungsi tubuh yang normal.

            Adakalanya, perubahan irama jantung (aritmia) adalah lebih berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa. Jantung adalah pompa listrik, dan jika persoalan-persoalan sistim listrik hadir, jantung mungkin adakalanya tidak mampu untuk memompa cukup darah, menyebabkan kejatuhan-kejatuhan jangka pendek pada tekanan darah. Persoalan-persoalan elektrik mungkin menyebabkan jantung untuk berdenyut terlalu cepat atau terlalu perlahan.

            Denyut jantung yang cepat atau tachycardia (tachy = cepat + cardia = jantung) adalah irama abnormal yang dihasilkan pada kamar-kamar jantung bagian atas atau bagian bawah dan mungkin mengancam nyawa. Jika jantung berdenyut terlalu cepat, mungkin tidak ada cukup waktu untuknya untuk mengisi dengan darah diantara setiap denyut jantung, yang mengurangi jumlah darah yang dapat diantar jantung keseluruh tubuh. Tachycardias dapat terjadi pada segala umur dan mungkin tidak berhubungan pada penyakit jantung atherosclerotic.

Dengan bradycardia, atau denyut jantung yang lamban (brady = lamban + cardia = jantung), kemampuan jantung untuk memompa darah mungkin dikompromikan. Ketika jantung menua, sistik elektrik dapat menjadi rapuh dan jantung terhalang, atau gangguan-gangguan dari sistim elektrik dapat terjadi, menyebabkan denyut jantung untuk melambat.

Disamping persoalan-persoalan struktur elektrik dengan jantung, obat-obat mungkin adalah tertuduhnya. Ketika mengkonsumsi obat-obat yang diresepkan untuk kontrol tekanan darah [contohnya, beta blockers seperti metoprolol (Lopressor, Toprol XL), propranolol (Inderal, Inderal LA), atenolol (Tenormin), atau calcium channel blockers seperti diltiazem (Cardizem, Dilacor, Tiazac), verapamil (Calan, Verelan dan lain-lain), amlodipine (Norvasc)], jantung dapat adakalanya menjadi lebih sensitif pada efek-efek dari obat-obat ini dan berdenyut lambat secara abnormal dan mengurangi output (keluaran) dari jantung.

¬  TANDA DAN GEJALA

            Gejala sebelum pingsan : sebelum pingsan mereka merasa takut, gemetar yang diikuti dengan sensasi lingkungan sekitar terasa berputar-putar. Selain itu mata mungkin berasa berkunang-kunang.

Saat pingsan : wajah menjadi pucat, keluar ludah dan keringat dingin, badan lemas dan terjatuh. Kesadaran bisa menurun.

Secara umum, gejala pingsan antara lain:

·         a. Perasaan limbung

·        b.  Pandangan berkunang-kunang

·        c Telinga berdenging

·        d. Nafas tidak teratur

·         e. Muka pucat

·         f. Biji mata melebar

·         g. Lemas

·         h. Keringat dingin

·        i.  Menguap berlebihan

·         j. Tak respon (beberapa menit)

·        k.  Denyut nadi lambat, lemah

 

¬  PENCEGAHAN

            Untuk mencegah agar jangan sampai pingsan, sewaktu gejalanya terasa masih ringan misalnya jantung terasa berdebar-debar, cobalah gerakkan tungkai atau kaki sambil sekali-kali batuk kecil. Adakalanya cara tersebut dapat dibantu lagi dengan mengalihkan perhatian kita sesaat.

            Untuk mencegah terjadinya keadaan mudah pingsan yang bukan karena kelainan jantung dapat dilakukan dengan berolahraga seperti jogging, bersepeda, berenang, atau melakukan olahraga dinamis yang menguatkan otot tungkai. Kalau pingsan yang jelas disebabkan oleh kelainan jantung, diajurkan untuk berkonsultasi dengan dokter jantung agar dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang lebih tepat.

¬  F.  PRINSIP PENANGANAN

Adapun prinsip pertolongan terhadap kondisi tersebut adalah:

1. Korban harus dibaringkan dengan kepala dimiringkan

2. Hati-hatilah agar posisi kepala jangan ditinggikan.

3. Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu.

4. Kepala dikompres dengan air dingin / kantong es,

5. Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar.

6. Kalau akan memindah ke tempat lain, diharapkan dalam keadaan bersandar

            Dan bagi pingsan biasa, maka lakukan seperti diatas juga hanya badan diselimuti agar tidak kena hawa dingin. Dan ini bila ada tanda berdarah / luka di kepala, maka basahilah sapu tangan dengan aromatic spirits ammonia dan diletakkan dekat hidung agar dihisap. Adapun untuk pingsan biru, yakni pingsan yang kulit muka jadi agak membiru. Maka ini perlu pernapasan buatan.

Pada kasus pingsan di lapangan, yang seharusnya Anda lakukan:

-         Menangkap tubuh korban sebelum jatuh ketanah.

-         Merebahkannya pada posisi horisontal, dengan letak kepala lebih rendah dibanding tingkat jantung dan tangan diatas untuk mempompa aliran darah ke otak. (jika si korban bisa ditelentangkan sebelum jatuh, dia mungkin tidak sampai kehilangan kesadaran).

-         Mengubah posisi kepala ke arah samping, sehingga lidah tidak tertarik ke tenggorokan.

-         Mengendorkan semua pakaiannya.

-         Memberikan handuk basah dan dingin pada wajah atau leher si korban.

-         Menjaga si korban tetap hangat, khususnya jika keadaan sekitar dingin.


Thursday, December 9, 2021

Makalah Sampel Penelitian

 

Makalah Sampel Penelitian Case Control dan Kohort


BAB I

PENDAHULUAN

 

Rumus Besar Sampel Penelitian: Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi sampel yang diambil dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang benar dalam menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian. Cara menghitung rumus besar sampel penelitian suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasional dengan menggunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan beda dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat, kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau belah lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case control ataupun khohor. Terdapat banyak rumus untuk menghitung besar sampel minimal sebuah penelitian, namun pada artikel ini akan disampaikan sejumlah rumus yang paling sering dipergunakan oleh para peneliti.

 

RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana menentukan sampel dengan Rumus Sampel Penelitian Case Control dan Kohort

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

Rumus Sampel Penelitian Case Control dan Kohort

Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case control maupun kohort adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran proporsi. Hanya saja untuk penelitian khohor, ada juga yang menggunakan ukuran data kontinue (nilai mean).

Besar sampel untuk penelitian case control adalah bertujuan untuk mencari sampel minimal untuk masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kadang kadang peneliti membuat perbandingan antara jumlah sampel kelompok kasus dan kontrol tidak harus 1 : 1, tetapi juga bisa 1: 2 atau 1 : 3 dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Rumus Sampel minimal Besar Sampel Penelitian Case Control

Adapun rumus yang banyak dipakai untuk mencari sampel minimal penelitian case-control adalah sebagai berikut:

Besar Sampel Penelitian

Rumus Sampel minimal Besar Sampel Penelitian Kohort

Pada penelitian khohor yang dicari adalah jumlah minimal untuk kelompok exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan tidak terpapar. Jika yang digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian khohor nilai p0 pada rumus di atas sebagai proporsi yang sakit pada populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi yang sakit pada populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x RR (Relative Risk).

Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan, tinggi badan, IMT dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka penentuan besar sampel untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus berikut:

Rumus Sampel Case Control dan Kohort 2

Contoh Kasus Rumus Besar Sampel Penelitian

Contoh kasus, misalnya kita ingin mencari sampel minimal pada penelitian tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan terhadap berat badan bayi. Dengan menggunakan tingkat kemaknaan 95 % atau Alfa = 0,05, dan tingkat kuasa/power 90 % atau ß=0,10, serta kesudahan (outcome) yang diamati adalah berat badan bayi yang ditetapkan memiliki nilai asumsi SD=0,94 kg, dan estimasi selisih antara nilai mean kesudahan (outcome) berat badan kelompok tidak terpapar dan kelompok terpapar selama 4 bulan pertama kehidupan bayi (U0 – U1) sebesar 0,6 kg (mengacu hasil penelitian Piwoz, et al. 1994), maka perkiraan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan tiap kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak terpapar adalah:

Contoh Hitung Sampel Case Control dan Kohort

 

= 51,5 orang atau dibulatkan: 52 orang/kelompok

Pada penelitian khohor harus ditambah dengan jumlah lost to follow atau akalepas selama pengamatan, biasanya diasumsikan 15 %. Pada contoh diatas, maka sampel minimal yang diperlukan menjadi n= 52 (1+0,15) = 59,8 bayi atau dibulatkan menjadi sebanyak 60 bayi untuk masing-masing kelompok baik kelompok terpapar ataupun tidak terpapar atau total 120 bayi untuk kedua kelompok tersebut.

 

BAB III

KESIMPULAN

           Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa: Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut atau sebagai wakil dari populasi yang diteliti. Ciri-ciri sampel yang baik adalah sampel dipilih dengan cara hati-hati, harus mewakili populasi dan dengan data yang diperoleh di atas dalam bentuk tabel maka untuk jenis penelitaian apapun bisa menemukan sampel yang cocok dari populasi kecil atau besar dan besarnya ukuran sampel dapat diterima secara statistik. Alasan penggunaan sampling adalah ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah ketelitian dan masalah ekonomis. Keuntungan penggunaan sampel adalah biaya menjadi berkurang, lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data, lebih akurat dan lebih luas ruang cakupan penelitian.


Wednesday, December 8, 2021

MAKALAH AKSIOLOGI OLAHRAGA

 

AKSIOLOGI OLAHRAGA 


A.    Latar Belakang

           Pengertian dari olahraga merupakan kegiatan yang sistematis untuk membina dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Kemenpora RI, 2010: 3). Olahraga merupakan proses peningkatan kesempatan yang ideal untuk menyalurkan energi positif dalam lingkungan persahabatan untuk menciptakan persatuan yang sehat, suasana yang bagus dan menyenangkan, menuju kehidupan serasi, selaras, dan seimbang untuk mencapai kebahagiaan hidup yang sejati.

            Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya (Adib, H. M. 2011). Aksiologi, ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatnya. Bila persoalan value free and value bound  ilmu mendominasi fokus perhatian aksiologi pada umumnya, maka dalam hal pengembangan ilmu baru seperti olahraga ini, dimensi aksiologi diperluas lagi sehingga secara inheren mencakup dimensi nilai kehidupan manusia seperti etika, estetika, religius (sisi dalam aksiologis), dan juga interrelasi ilmu dengan aspek-aspek kehidupan manusia dengan sosialitasnya (sisi luar aksiologis). Keduanya merupakan aspek transfer dari permasalahan transfer pengetahuan.

            Penting kiranya sebagai seorang ilmuan muda dapat mempelajari tentang filsafat ilmu dalam keolahagaan. Maka dari itu dalam makalah ini akan mengangkat masalah  tentang analisis perspektif aksiologi olahraga pada cabang olahraga bola basket.

 

B.  Rumusan Masalah

        Dari latar belakang yang sudah di uraikan di atas maka penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Pengertian Aksiologi Olahraga.

C. Tujuan

        Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di rumuskan diatas maka penulis dapat merumuskan tujuan sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui pengertian dari Aksiologi Olahraga.

           

I.       PEMBAHASAN

 

1.   Pengertian Aksiologi Olahraga.

            Secara etimologis, aksiologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “aksios” yang berarti nilai dan kata “logos” berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai. Dengan kata lain, aksiologi adalah teori nilai. Suriasumantri mendefinisikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. Aksiologi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika (Depdiknas.2003). Menurut Surajiyo (2007), aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normatif penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.

            Memperbincangkan aksiologi tentu membahas dan membedah masalah nilai. nilai sebagai sesuatu yang menarik bagi seseorang, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang dicari, sesuatu yang dicari, sesuatu yang disukai dan diinginkan. Pandangan progresivisme di bidang aksiologi ialah nilai timbul karena manusia mempunyai bahasa, dengan demikian menjadi mungkin adanya saling hubungan. Jadi masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai. Bahasa adalah sarana ekspresi yang berasal dari dorongan, kehendak, perasaan, kecerdasan dari individu-individu. Nilai itu benar atau tidak benar, baik atau buruk apabila menunjukkan persesuaian dengan hasil pengujian yang dialami manusia dalam pergaulan

            Aksiologi, ilmu membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatnya. Bila persoalan value free and value bound ilmu mendominasi fokus perhatian aksiologi pada umumnya, maka dalam hal pengembangan ilmu baru seperti olahraga ini, dimensi aksiologi diperluas lagi sehingga secara inheren mencakup dimensi nilai kehidupan manusia seperti etika, estetika, religius (sisi dalam aksiologis), dan juga interrelasi ilmu dengan aspek-aspek kehidupan manusia dengan sosialitasnya (sisi luar aksiologis). Keduanya merupakan aspek transfer dari permasalahan transfer pengetahuan. Istilah olahraga mencakup pengertian yang luas, bukan hanya olahraga kompetitif, tetapi juga aktivitas pada waktu senggang sebagai pelepas lelah dan kegiatan pembinaan jasmani. Tindakan sejati dalam olahraga tidak dipandang sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi merupakan sumber dari keceriaan (joy) dan kebahagiaan (happiness) (Lutan dan Sumardianto, 2000: 9).


II.    KESIMPULAN

            Filsafat Ilmu Olahraga merupakan dasar dan nilai yang sifatnya adalah harus sedangkan perspektif tentang cabang bola basket merupakan pengembangan dari dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap pemikiran yang idealis dalam pendidikan dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal balik di antara keduanya, Sehingga Filsafat Ilmu Olahraga dan cabang olahraga tidak dapat dipisahkan, karena filsafat Ilmu Olahraga mengandung bagian yang seharusnya dilaksanakan di dalam praktik perilaku di kecabangan olahraga. Cabang olahraga bola basket ada metodes landasan filsafat yang dimana filsafat untuk hal ini dalam aspek aksiologi selalu berhubungan, Banyak nilai yang terkandung dalam bola basket yang dapat dipelajari. Dari segi fundamental ada beberapa nilai yang di capai yaitu : kerjasama, pantang menyerah, percaya diri, disiplin, taat peraturan permainan, respect the game, sportifitas. Untuk nilai yang bisa diambil dari sebuah ivent bola basket : kejujuran, kedisiplinan, sportifitas, loyalitas seporter, kreatifitas.

Tuesday, December 7, 2021

Makalah Pengertian Filsafat Ilmu Olahraga

 

Filsafat Ilmu Olahraga

 

 

A.    Latar Belakang

            Pengertian dari olahraga merupakan kegiatan yang sistematis untuk membina dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial (Kemenpora RI, 2010: 3). Olahraga merupakan proses peningkatan kesempatan yang ideal untuk menyalurkan energi positif dalam lingkungan persahabatan untuk menciptakan persatuan yang sehat, suasana yang bagus dan menyenangkan, menuju kehidupan serasi, selaras, dan seimbang untuk mencapai kebahagiaan hidup yang sejati.

            Sejarah dan perkembangan olahraga di Indonesia akan dapat menarik suatu garis yang kian lama kian menanjak (Amna, Y., Saifuddin, S., & Jafar, M. 2018). Menurut Wahyuni, H. I. (2018) mengatakan masyarakat indonesia yang dinamis akan mengakui bahwa persekutuan hidup itu hidup dan tidak hanya mengalami pengaruh pikiran dan kemampuan manusia individu saja, bahkan juga mengalami pengaruh zaman dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini. Proses timbal balik yang bersinergitas antara azas keilmuan dan wilayah praksis muncul, dan menjadi tanggung jawab filsafat untuk mengkritisi, memetakan dan memadukan hal tersebut. Filsafat ilmu keolahragaan, dengan penekanan utama pada tiga dimensi (ontologi, epistomologi, aksiologi) untuk mengekplorasi ilmu keolahragaan secara mengakar.

                        Penting kiranya sebagai seorang ilmuan muda dapat mempelajari tentang filsafat ilmu dalam keolahagaan. Maka dari itu dalam makalah ini akan mengangkat masalah  tentang analisis perspektif aksiologi olahraga pada cabang olahraga bola basket.

 

B.  Rumusan Masalah

        Dari latar belakang yang sudah di uraikan di atas maka penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Pengertian Filsafat Ilmu Olahraga.

C. Tujuan

        Berdasarkan rumusan masalah yang sudah di rumuskan diatas maka penulis dapat merumuskan tujuan sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui pengertian dari Filsafat Ilmu.Olahraga.

           

 

II.    PEMBAHASAN

 

1.   Pengertian Filsafat Ilmu Olahraga.

            Dalam problem keilmuan ini banyak faktor yang mempengaruhi pendidikan zaman now seperti minimnya pandangan krtis tentang peserta didik dan kurikulum, menjelaskan landasan teori filsafat ilmu hingga ke filsafat pendidikan yang bahwasannya filsafat dan pendidikan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, menafsirkan hubungan filsafat dan pendidikan. Zaman dahulu orang biasa mengatakan bahwa disiplin filsafat sangat penting dengan pertanyaan tentang kondisi manusia. Para filsuf berpikir manusia dan bagaimana mereka berpikir bekerja. Mereka tertarik pada alasan dan gairah, budaya dan ide-ide original, asal-usul moral dan sifat religius manusia.

            Pada konsepsi ini, tidak terlalu penting untuk dipertahankan filsafat jelas berbeda dari psikologi, sejarah, atau ilmu politik. Para pakar filsafat prihatin dengan cara yang sangat umum, dengan pertanyaan tentang bagaimana setiap hal cocok dipikirkan untuk bersama (Sorell, 2017). Cabang - cabang filsafat dibagi menjadi dua bagian yang besar terdiri dari materi ajar tentang alat, dan yang memuat isi atau bahan-bahan tentang informasi. Cabang filsafat tentang materi alat adalah logika, termasuk terdapat metodologi didalamnya. Sedangkan cabang filsafat tentang isi yaitu, Metafisika, Epistemologi, Biologi Kefilsafatan, Psikologi Kefilsafatan, Antropologi Kefilsafatan, Sosiologi Kefilsafatan, Etika, Estetika, Filsafat Agama (Louis, 2013). Syarat dalam ilmu pengetahuan tentang filsafat olahraga diantaranya adalah objek material dan objek formal, sebagaimana halnya filsafat ilmu dengan bidang-bidang lainnya :

a. Objek material filsafat ilmu Olahraga Objek material merupakan objek yang dijadikan sasaran pemikiran, atau objek yang dipelajari dan diselidiki oleh suatu ilmu. Objek material yang merupakan ilmu pengetahuan itu sendiri, yang telah disusun secara sistematis yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam objek material seperti badan manusia, badan hewan, tumbuhan, batu, kayu, tanah telah mencangkup apapun baik hal konkrit, maupun hal yang abstrak seperti ide-ide, angka, dan nilai-nilai.

         b. Objek formal filsafat ilmu Olahraga Objek formal merupakan sudut pandang, dan cara memandang yang dimana setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal dapat dikatakan metode atau cara yang digunakan untuk menarik kesimpulan. Sebagai contoh objek materialnya adalah manusia, hal ini dapat ditinjau dariberbagai sudut pandang sehingga terdapat beberapa ilmu yang mempelajari tentang manusia misalnya ilmu pendidikan, antropologi, psikologi dan lain sebagainya.

           Ilmu keolahragaan sebagai ilmu yang berdiri sendiri, pada hakikatnya bukanlah suatu sosok ilmu yang mono disiplin, bukan hanya merupakan kumpulan atau akumulasi, tetapi sebuah integrasi dari berbagai sub-displin ilmu. Secara epistemologis, isi pengetahuan dalam ilmu keolahragaan hakikatnya merupakan batang tubuh (body of knowledge) ilmu keolahragaan sendiri. Batang tubuh ilmu keolahragaan dapat diorganisasikan kedalam bidang teori, bidang subyek / teori spesifi keolahragaan, dan tema umum.

 

III. KESIMPULAN

            Filsafat Ilmu Olahraga merupakan dasar dan nilai yang sifatnya adalah harus sedangkan perspektif tentang cabang bola basket merupakan pengembangan dari dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap pemikiran yang idealis dalam pendidikan dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal balik di antara keduanya, Sehingga Filsafat Ilmu Olahraga dan cabang olahraga tidak dapat dipisahkan, karena filsafat Ilmu Olahraga mengandung bagian yang seharusnya dilaksanakan di dalam praktik perilaku di kecabangan olahraga. Cabang olahraga bola basket ada metodes landasan filsafat yang dimana filsafat untuk hal ini dalam aspek aksiologi selalu berhubungan, Banyak nilai yang terkandung dalam bola basket yang dapat dipelajari. Dari segi fundamental ada beberapa nilai yang di capai yaitu : kerjasama, pantang menyerah, percaya diri, disiplin, taat peraturan permainan, respect the game, sportifitas. Untuk nilai yang bisa diambil dari sebuah ivent bola basket : kejujuran, kedisiplinan, sportifitas, loyalitas seporter, kreatifitas.

.

Tugas Makalah Pencegahan dan Perawatan Cidera (PEMANASAN)

  PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA PEMANASAN   Pendahuluan             Olahraga  mulai menjadi sebuah tren atau gaya hidup masyarakat...