GANGGUAN KESADARAN
¬ PENGERTIAN
Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat.
Interaksi antara hemisfer serebri dan formatio retikularis yang konstan dan
efektif diperlukan untuk mempertahankan fungsi kesadaran.
Pingsan adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran yang
mendadak, dan biasanya sementara, yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah danoksigen ke otak.
Pingsan
merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang
akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, kepanasan, dan lain
sebagainya.
¬ PENYEBAB :
Trauma
Trauma dapat menyebabkan
gangguan kesadaran melalui beberapa mekanisme yaitu pendarahan subdural,
pendarahan epidural serta kontusio. Pendarahn subdural paling sering disebabkan
trauma dan harus dicurigai pada setiap kasus surgical. Pendarahan subdural,
terutama bila terjadi bilateral disebabkan trauma non-kecelakaan, misalnya shaken baby syndrome atau kekerasan pada
anak. Gejala pada infant biasanya tidak spesifik,sedangkan pada anak biasanya
dating dengan sakit kepala hebat, meningismus, fotofobia dan tanda- tanda
kenaikan tekanan intracranial.
Vascular/ Stroke
Anak juga bisa mengalami
stroke hemoragik dan iskemik. Yang berbeda adalah factor resiko terjadinya
stroke. Penyebab tersering stroke iskemik anak adalah penyakit jantung
congenital dan penyakit jantung didapat ( penyakit jantung rematik, atrial
myxoma, endocarditis ). Penyebab lain misalnya gangguan darah ( koagulopati, sickle cell disease ), penyakit
vascular, vaskulopati, diseksi aorta dan trauma. Namun ada 25% anak dengan
stroke iskemik tidak memiliki penyebab yang jelas.
Untuk stroke hemoragik penyabab terseringnya adalah rupturnya malformasi arterivena atau aneurisma. Yang ditandai dengan kenaikan tekanan intracranial seperti pusing dan muntah. Ini berbeda dengan penderita stroke iskemik yang biasanya mengalami defisit neurologis fokal. Jika terdapat di ruang subaraknoid biasanya setelah beberapa jam juga terdapat meningismus dan fotofobia.
Aliran darah yang
berkurang ke otak dapat terjadi karena :
1) jantung gagal untuk
memompa darah;
2) pembuluh-pembuluh
darah tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mempertahankan tekanan darah untuk
memasok darah ke otak;
3) tidak ada cukup darah
atau cairan didalam pembuluh-pembuluh darah; atau
4) gabungan dari
sebab-sebab satu, dua, atau tiga diatas.
Sebab pokok dari pingsan adalah bermacam-macam,
diantaranya shock elektris, penyakit ayan, kena hawa sejuk / dingin terlalu
lama, serangan jantung, banyak keluar darah, banyak hawa panas, lapar,
keracunan,
Sebagian besar kasus
pingsan (selain kasus jantung) lebih disebabkan karena adanya hipersensitivitas
vagus. Vagus adalah saraf otak ke sepuluh yang mensarafi organ bagian dalam
tubuh dan sangat berpengaruh terhadap frekuensi detak jantung.
¬ MEKANISME PINGSAN
Otak mempunyai banyak bagian-bagian, termasuk dua hemisphere,cerebellum, dan batang otak (brain stem). Otak memerlukan aliran darah untuk menyediakan
oksigen dan glucose (gula) pada sel-selnya untuk menopang kehidupan. Untuk
tubuh terjaga atau sadar, area yang dikenal sebagai reticular activating system yang
berlokasi dalam batang otak perlu dinyalakan, dan paling sedikit satu
hemisphere otak perlu berfungsi. Untuk pingsan terjadi, salah satu darinya
yaitu reticular activating system perlu kehilangan suplai darahnya, atau
kedua-dua hemisphere dari otak perlu dicabut darah, oksigen, atau glucosenya.
Untuk otak berhenti berfungsi, aliran darah harus diganggu secara singkat ke
seluruh otak atau ke reticular activating system.
Pingsan berawal dari kecenderungan terkumpulnya sebagian
darah dalam pembuluh vena bawah akibat gravitasi bumi. Hal itu menyebabkan
jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang sehingga curah darah ke jantung
dan tekanan darah sistoliknya menurun.
Guna mengatasi penurunan
tersebut, otomatis timbul refleks kompensasi normal, berupa bertambahnya
frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung, dengan tujuan mengembalikan curah ke
jantung ke tingkat semula.
Pada seseorang yang hipersensitif, bertambahnya kekuatan
kontraksi itu justru mengaktifkan reseptor mekanik pada dinding bilik jantung kiri,
sehingga timbul refleks yang menyebabkan frekuensi detak jantung menjadi
lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan terjadi tekanan darah rendah
(hipotensi) sehingga aliran darah ke susunan saraf terganggu.
Ini terjadi karena
timbulnya ketidakseimbangan refleks saraf otonom dalam bereaksi terhadap posisi
berdiri yang berkepanjangan.
Perubahan-perubahan irama
jantung adalah penyebab-penyebab yang paling umum dari pingsan atau syncope.
Sementara ini mungkin terdengan tidak menyenangkan, seringkali pingsan disebabkan
oleh perubahan sementara pada fungsi tubuh yang normal.
Adakalanya, perubahan irama jantung (aritmia) adalah
lebih berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa. Jantung adalah pompa listrik,
dan jika persoalan-persoalan sistim listrik hadir, jantung mungkin adakalanya
tidak mampu untuk memompa cukup darah, menyebabkan kejatuhan-kejatuhan jangka
pendek pada tekanan darah. Persoalan-persoalan elektrik mungkin menyebabkan
jantung untuk berdenyut terlalu cepat atau terlalu perlahan.
Denyut jantung yang cepat atau tachycardia (tachy = cepat +
cardia = jantung) adalah irama abnormal yang dihasilkan pada kamar-kamar
jantung bagian atas atau bagian bawah dan mungkin mengancam nyawa. Jika jantung
berdenyut terlalu cepat, mungkin tidak ada cukup waktu untuknya untuk mengisi
dengan darah diantara setiap denyut jantung, yang mengurangi jumlah darah yang
dapat diantar jantung keseluruh tubuh. Tachycardias dapat terjadi pada segala
umur dan mungkin tidak berhubungan pada penyakit jantung atherosclerotic.
Dengan bradycardia, atau
denyut jantung yang lamban (brady = lamban + cardia = jantung), kemampuan
jantung untuk memompa darah mungkin dikompromikan. Ketika jantung menua, sistik
elektrik dapat menjadi rapuh dan jantung terhalang, atau gangguan-gangguan dari
sistim elektrik dapat terjadi, menyebabkan denyut jantung untuk melambat.
Disamping
persoalan-persoalan struktur elektrik dengan jantung, obat-obat mungkin adalah
tertuduhnya. Ketika mengkonsumsi obat-obat yang diresepkan untuk kontrol
tekanan darah [contohnya, beta blockers seperti
metoprolol (Lopressor, Toprol XL), propranolol (Inderal, Inderal LA), atenolol
(Tenormin), atau calcium
channel blockers seperti diltiazem (Cardizem, Dilacor, Tiazac),
verapamil (Calan, Verelan dan lain-lain), amlodipine (Norvasc)], jantung dapat
adakalanya menjadi lebih sensitif pada efek-efek dari obat-obat ini dan
berdenyut lambat secara abnormal dan mengurangi output (keluaran) dari jantung.
¬ TANDA DAN GEJALA
Gejala sebelum pingsan : sebelum pingsan mereka merasa
takut, gemetar yang diikuti dengan sensasi lingkungan sekitar terasa
berputar-putar. Selain itu mata mungkin berasa berkunang-kunang.
Saat pingsan : wajah
menjadi pucat, keluar ludah dan keringat dingin, badan lemas dan terjatuh.
Kesadaran bisa menurun.
Secara umum, gejala
pingsan antara lain:
· a. Perasaan limbung
· b. Pandangan berkunang-kunang
· c Telinga berdenging
· d. Nafas tidak teratur
· e. Muka pucat
· f. Biji mata melebar
· g. Lemas
· h. Keringat dingin
· i. Menguap berlebihan
· j. Tak respon (beberapa menit)
· k. Denyut nadi lambat, lemah
¬ PENCEGAHAN
Untuk mencegah agar jangan sampai pingsan, sewaktu
gejalanya terasa masih ringan misalnya jantung terasa berdebar-debar, cobalah
gerakkan tungkai atau kaki sambil sekali-kali batuk kecil. Adakalanya cara
tersebut dapat dibantu lagi dengan mengalihkan perhatian kita sesaat.
Untuk mencegah terjadinya keadaan mudah pingsan yang
bukan karena kelainan jantung dapat dilakukan dengan berolahraga seperti
jogging, bersepeda, berenang, atau melakukan olahraga dinamis yang menguatkan
otot tungkai. Kalau pingsan yang jelas disebabkan oleh kelainan jantung,
diajurkan untuk berkonsultasi dengan dokter jantung agar dilakukan pemeriksaan
dan pengobatan yang lebih tepat.
¬ F. PRINSIP PENANGANAN
Adapun prinsip
pertolongan terhadap kondisi tersebut adalah:
1. Korban harus
dibaringkan dengan kepala dimiringkan
2. Hati-hatilah agar
posisi kepala jangan ditinggikan.
3. Longgarkan pakaian
yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu.
4. Kepala dikompres
dengan air dingin / kantong es,
5. Jangan memberikan apa
pun lewat mulut apabila penderita belum sadar.
6. Kalau akan memindah ke
tempat lain, diharapkan dalam keadaan bersandar
Dan bagi pingsan biasa, maka lakukan seperti diatas juga
hanya badan diselimuti agar tidak kena hawa dingin. Dan ini bila ada tanda berdarah
/ luka di kepala, maka basahilah sapu tangan dengan aromatic spirits ammonia
dan diletakkan dekat hidung agar dihisap. Adapun untuk pingsan biru, yakni
pingsan yang kulit muka jadi agak membiru. Maka ini perlu pernapasan buatan.
Pada kasus pingsan di
lapangan, yang seharusnya Anda lakukan:
-
Menangkap tubuh korban sebelum jatuh ketanah.
-
Merebahkannya pada posisi horisontal, dengan letak kepala lebih rendah
dibanding tingkat jantung dan tangan diatas untuk mempompa aliran darah ke
otak. (jika si korban bisa ditelentangkan sebelum jatuh, dia mungkin tidak
sampai kehilangan kesadaran).
-
Mengubah posisi kepala ke arah samping, sehingga lidah tidak tertarik ke
tenggorokan.
-
Mengendorkan semua pakaiannya.
-
Memberikan handuk basah dan dingin pada wajah atau leher si korban.
-
Menjaga si korban tetap hangat, khususnya jika keadaan sekitar dingin.
No comments:
Post a Comment