Saturday, February 9, 2019

Contoh Proposal Tesis Olahraga



PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MANEKIN DEFENSE PADA TEKNIK DASAR SHOOTING BOLABASKET PADA SISWA EKSTRAKULIKULER BOLA BASKET PUTRA


BAB I
A.    LATAR BELAKANG
Bola basket merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring perkembangan teknologi pada saat ini. Perkembangan ilmu teknologi dan komunikasi yang semakin pesat dalam bidang pendidikan menjadi penting terutama dalam bidang kepelatihan khususnya bola basket. Salah satu cara penggunaan berbagai macam media dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan materi dan karakteristik atlet. Penggunaan media latihan akan sangat membantu perkembangan latihan atlet untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Teknik dasar bola basket yang harus diberikan oleh pelatih antara lain shooting (menembak), passing (mengumpan), dan drible (menggiring). Shoot terdiri dari beberapa teknik, antara lain jump shoot, lay up, set shoot, hook shoot dan segala macam gerakan dengan upaya memasukkan bola ke dalam ring (Wissel Hal, 1996: 24). Menurut Nuril Ahmadi (2007: 18) tembakan atau shooting merupakan usaha memasukkan bola ke keranjang. Sedangkan menurut Zollt Hartiyani (2004: 18) tembakan atau shooting adalah gerakan untuk mendapatkan angka. Sehingga dapat dikatakan shooting merupakan usaha yang dilakukan oleh pemain untuk mencetak poin dengan cara melempar atau menembakkan bola ke dalam ring (keranjang) lawan untuk memperoleh poin.
Pembelajaran teknik shooting dilakukan dengan memberikan informasi teori kepata atlet, kemudian pelatih memberikan contoh terlebih dahulu baik menggunakan peraga maupun tidak setelah itu atlel mempraktekan gerakan yang sudah dijelaskan dan dicontohkan oleh pelatih. Beberapa permasalahan pelatih dalam memberikan pembelajaran teknik shooting antara lain adalah faktor kurang terampilnya pelatih dalam memperagakan gerakan teknik shooting serta faktor usia pelatih yang sudah tidak memungkinkan untuk memberikan contoh gerakan teknik shooting kepada atlet. Hal tersebut dapat mempengaruhi pembentukan teknik fundamental bola basket pada atlet, sehingga diperlukan kreatifitas serta informasi gerakan teknik menggunakan media seperti media manekin defense dalam latihan teknik shooting. Selain pelatih dapat lebih mudah memberikan arahan, atlet juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif,kreatif, dan inovatif yang lebih baik dengan harapan akan mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih maksimal.
Bentuk pemanfaatan media manekin defense pada latihan teknik shooting memberikan kesempatan kepada subjek belajar guna mengembangkan kemampuan kognitif, kreatif, dan inovatif bagi atlet. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran menggunakan media manekin defense pada latihan teknik dasar shooting pada peserta ekstrakurikuler bola basket putra.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Adakah pengaruh pembelajaran menggunakan media manekin defense pada latihan teknik dasar shooting pada peserta ekstrakurikuler bola basket putra ?
2.      Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran menggunakan media manekin defense dan latihan tanpa media manekin defffense terhadap teknik shooting pada peserta ekstrakurikuler bola basket putra ?

C.     TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.     Mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan media manekin defense latihan shooting terhadap teknik menembak peserta ekstrakurikuler bola basket putra 
2.     Mengetahui efektifitas antara pembelajaran menggunakan media manekin defense dan tanpa manekin defense terhadap teknik shooting peserta ekstrakurikuler bola basket putra 

D.    MANFAAT PENELITIAN
Peneliti sangat berharap penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian yang dilakukan. Adapun manfaat penelitian secara rinci adalah sebagai berikut.
1.      Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat baik untuk atlet, pelatih, maupun pihak-pihak yang berkompeten dalam cabang olahraga bola basket.
2.      Menambah khasanah pengetahuan dan perbendaharaan penelitian dalam cabang olahraga bola basket.
3.      Sebagai evaluasi bagi pelatih dan pengajar agar secara konkrit dapat memberikan tentang teknik dasar shooting pada permainan bola basket sehingga tidak terjadi salah persepsi bagi atlet.


BAB II

A.    LANDASAN TEORI
1.      Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupaka suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan mebnciptakan system lingkungan dengan bergabagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efsien serta dengan hasil optimal (Sugihartono, 2007 : 81).
Menurut Biggs (Sugihartono dkk, 2007: 80-81) konsep pembelajaran dibagi menjadi 3 pengertian, yaitu:
a.       Pembelajaran dalam pengertian kuantitatif
Secara kuantitatif pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikannya kepada siswa dengan sebaik-baiknya.
b.      Pembelajaran dalam pengertian Institusional
Pembelajaran ini berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan efisien. Dalam pembelajaran institusional guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual
c.       Pembelajaran dalam pengertian kualitatif
Pembelajaran kualitatif berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa. Sehingga peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktifitas belajar yang efektif dan efisien.

2.      Permainan Bola Basket
Permainan bolabasket merupakan jenis olahraga bola besar yang dimainkan dengan tangan yang mempunyai tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin ke keranjang lawan, serta menahan lawan agar tidak memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan cara lempar-tangkap, menggiring, dan menembak bola. Menurut Deddy Sumiyarsono (2002: 2-3) bentuk permainan yang diinginkan adalah permainan yang menggunakan bola berbentuk bulat, dengan tidak ada unsur menendang, tidak ada unsur membawa lari bola, tanpa unsur menjegal dengan menghilangkan gawang ditambah adanya sasaran untuk merangsang dan sebagai tujuan permainan.
Bolabasket adalah permainan beregu dengan masing-masing regu beranggotakan lima pemain dimana permainanya dilakukan pada lapangan yang berukuran panjang 28 meter dan lebar 15 meter, cara memainkan bola dengan menggiring, melempar, melempar-tangkap, dan menembak bola ke keranjang lawan (Ernawati Kusumaningsih dan M. Hamid Anwar (2010:61).
Karena termasuk dalam cabang olahraga beregu yang memiliki tujuan mencapai prestasi setinggi-tingginya secara sportif, setiap pemain (atlet) bola basket harus memiliki  dan menguasai teknik dasar permainan bola basket. Hall Wissel (1996: 2) menyebutkan teknik dasar tersebut meliputi: melempar dan menangkap bola, menggiring, menembak, olah kaki, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, dan bertahan.
Uuraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan bola basket merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu dengan masing-masing regu lima orang pemain yang telah memnguasai teknik permainan bola basket. Teknik permainan bola basket yang harus dimiliki oleh setiap pemain antara lain seperti shooting (menembak), passing (mengumpan), dan drible (menggiring).
Permainan bola basket merupakan permainan dengan disiplin dan taktik kompleks, dimana efektifitas pemain dalam permainan bergantung pada penguasaan eksekusi penyerangan dan pertahanan. Dalam mempelajari berbagai teknik shooting bisa dikatakan terbatas. Pemain harus dapat memanfaatkan kesempatan untuk melakukan shooting yang ada dengan efektif. Oleh karena itu, keputusan pelatih untuk memberikan latihan teknik shooting yag harus dikembangkan dalam proses latihan jangka panjang atlet agar dapat menciptakan potensi angka bagi atlet (Ibáñez et al., 2008; Marmarinos et al., 2016; Okazaki et al. , 2015; Raiola et al., 2016).
Shooting merupakan teknik dasar yang penting daripada teknik lain karena tujuan dari permainan ini adalah memasukkan bola ke dalam keranjang. Sesuai dengan tujuan permainan bolabasket adalah memasukkan bola ke keranjang lawan dengan menembak dan menjaga daerah sendiri agar lawan tidak memasukkan bola ke keranjang sendiri. Teknik dasar seperti operan, menggiring, bertahan dan rebound digunakan sebagai sarana agar pemain memperoleh peluang yang cukup besar untuk membuat skor, tetapi tetap saja seorang pemain harus mampu melakukan tembakan dengan baik.
Menurut Peraturan Permainan Bolabasket pasal 16 (PERBASI 2006: 12) ada tiga jenis perhitungan skor apabila bola tembakan masuk, yaitu:
1)      Satu angka ketika tembakan hukuman.
2)      Dua angka ketika bola ditembakkan dari daerah dua angka,
3)      Tiga angka ketika bola ditembakkan dari daerah tiga angka.
Menurut PBPERBASI(2006: 23-27) terdapat delapan macam tembakan dalam permainan bolabasket yaitu: 1) Set shot, 2) Lay-up shot, 3) Underhand shot, 4) Jump shot, 5) Hook shot, 6) Dunking, 7) Reverse lay-up shot, 8) Tapping (tip-in). Dalam melakukan tembakan dalam permainan bola basket ada unsur yang sangat penting yang perlu diketahui oleh para pemain bolabasket yaitu konsep BEEF. Menurut Kosasih (2009: 47). BEEF yaitu:
1)      B (Balance) keseimbangan: Gerakan selalu dimulai dari lantai, saatmenangkap bola menekuk lutut serta atur agar tubuh dalam posisi seimbang.
2)      E (Eyes) mata: Agar shooting menjadi akurat pemain harus dengan segeramengambil fokus pada terget (pemain dengan cepat mampumengkoordinasikan letak ring), dan mata tak terhalang oleh bola dan tangan.
3)      E (Elbow) siku lengan: Pertahankan posisi siku agar pergerakan lengan akantetap vertikal.
4)      F (Follow through) gerakan lanjutan: Kunci siku lalu lepaskan gerakanlengan jari-jari dan pergelangan tangan mengikuti ke arah ring.
Wissel (1996: 43) menyatakan bahwa shooting adalah keahlian yang sangat penting di dalam olahraga basket. Sedangkan Nuril Ahmadi (2007: 18), menyatakan usaha memasukkan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan dan lay up.

3.        Hakikat Tembakan / Shooting
Tembakan atau shooting dalam permainan bolabasket adalah usaha yang dilakukan untuk memasukan bola kedalam keranjang tim lawan. Kesempatan menembak terjadi dimanapun dan dan oleh siapa pun yang berada di lapangan. Keterampilan menembak dalam permainan bola basket merupakan teknik dasar yang terpenting karena keberhasilan dan kemenangan suatu tim dalam permainan ditentukan dengan jumlah berhasilnya tembakan yang dibuat. Pengertian tembakan sendiri adalah usaha yang dilakukan pemain untuk memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dengan tujuan memperoleh angka sebanyak-banyaknya. Setiap serangan selalu berusaha untuk berakhir dengan tembakan, oleh karena itu unsur menembak merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta ditingkatkan keterampilanya (Sodikun, 1992:70). Sedangkan menurut Ahmadi (2007:18) usaha yang dilalkukan untuk memasukan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak dan dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay-up.
Sodikun (1992: 59) menyatakan jenis-jenis tembakan dalam bolabasket adalah:
a.       Tembakan dengan dua tangan dari depan dada (two handed set shoot)
b.      Tembakan dengan dua tangan dari atas kepala (two handed over head set shoot).
c.       Tembakan dengan satu tangan (one handed set shoot)
d.      Tembakan lay up (lay up shoot)
e.       Tembakan didahului dengan menggiring bola langsung lay-up
f.       Tembakan loncat dengan satu tangan (one handed jump shoot)
g.      Tembakan loncat dengan dua tangan di atas kepala (two handed over head jump shoot)
h.      Tembakan kaitan (hook shoot)
Sedangkan Sumiyarsono (2002: 33-39), menyatakan bahwa ada beberapa teknik tembakan diantaranya:
a.       Tembakan loncatan, merupakan tembakan yang dilakukan pada saat kaki penembak kedua-duanya terangkat diudara akibat dari loncatan. Teknik ini merupakan teknik tembakan terpadu dari dua unsur kemahiran yaitu keseimbangan badan dan ketepatan pelaksanaan saat melepaskanbola diudara
b.      Tembakan lay-up, adalah jenis tembakan yang dilakukan dengan sedekat mungkin dengan ring yangdidahului dengan lompatan langkah pertamadan lompatan langkah kedua.
c.       Tembakan kaitan, merupakan senjata yang efektif untuk menyerang dengan jarak dekat apabila daerah lawan dijaga sangat kuat.
Abidin (1999: 59), menyatakan bahwa ada beberapa teknik tembakan yang digunakan dalampermainan bolabasket yaitu:
a.       One Hand Set Shoot(tembakan tangan satu)
b.      Free Throw(tembakan bebas)
c.       Jump Shoot(tembakan sambil melompat)
d.      Three PointShoot(tembakan tiga angka)
e.       Hook Shoot(tembakan kaitan)
f.       Lay-Up Shootg.Runer(lay-up yang diperpanjang)

B.     PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian yang relevan sebagai acuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Pengembangan Media Pop-Up pada Materi Organisasi Kehidupan Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Kelas VII oleh Helda Arina Simatupang (2107)



BAB III
METODE PENELITIAN
A.    MODEL PENGEMBANGAN
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan nantinya dapat digunakan untuk mempermudah dalam pembelajaran khususnya mengenai teknik dasar bolabasket. Muatan yang ada di dalam produk berupa alat (patung besi) yang digunakan sebagai media belajar teknik dasar bolabasket, khususnya shooting, yang nantinya akan diguakan sebagai media belajar sehingga target pengguna dari produk ini akan lebih mudah menangkap materi dari teknik shooting yang benar pada permainan bolabasket.
Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu (Sugiyono, 2008: 407). Penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran.  Mulyatiningsih (2011) memberikan dua model penelitian dan pengembangan untuk sistem pembelajaran, yaitu 4D (Thiagarajan, 1974), ADDIE (Dick & Carey, 1996) serta menggunakanpendekatan system (system approach). Model pengembangan dalam penelitian ini adalah model pengembangan sistem pembelajaran 4D (define, design, develop, desseminate) dengan tujuan mengetahui hasil dan dampak pembelajaran yang diberikan menggunakan model manekin defense.

B.     PROSEDUR PENGEMBANGAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan model 4-D (Four D Models) menurut Thiagarajani. Hal ini meliputi 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan diseminasi (disseminate) yang dapat dijelaskan sebagai berikut:


Gambar 1. Prosedur Pengembangan Model 4-D
(Sumber: Diadaptasidari Thiagarajan 1974: 6-9)

1.      Tahap Pendefinisian (Define)
Pada tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran serta mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan.Dalam tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah yaitu:
a.       Analisis awal
Analisis awal dilakukan guna mengetahui permasalahan dasar dalam pengembangan media manekin defense. Pada tahap ini dimunculkan fakta-fakta dan alternatif penyelesaian sehingga memudahkan untuk menentukan langkah awal dalam pengembangan media manekin defense untuk dikembangkan.
b.      Analisis siswa
Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal perencanaan. Analisis peserta didik dilakukan dengna cara mengamati karakteristik peserta didik. Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik, baik sebagai kelompok maupun individu. Analisis peserta didik meliputi karakteristik kemampuan akademik, usia, dan motivasi terhadap mata pelajaran.
c.       Analisis tugas
Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikas itugas-tugas utama yang akan dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari analisis terhadap program latihan pelatih terkait materi yang akan dikembangkan melalui media manekin defense.
d.      Analisis konsep
Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam media manekin defense yang dikembangkan. Analisis konsep dibuat dalam peta konsep pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi tertentu, dengan cara mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis bagian-bagian utama materi pembelajaran.
e.       Perumusan tujuan pembelajaran
Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk menentukan indikator pencapaian pembelajaran yang didasarkan atas analisis materi dan analisis kurikulum. Dengan menuliskan tujuan pembelajaran, peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan ditampilkan dalam media manekin defense, menentukan kisi-kisi soal, dan akhirnya menentukan seberapa besar tujuan pembelajaran yang tercapai.

2.      Tahap Perancangan
Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian, selanjutnya dilakukan tahap perancangan. Tahap ini bertujuan untuk merancang media manekin defense yang dapat digunakan dalam pembelajaran teknik dasar shooting bola basket. Tahap perancangan ini meliputi:
a.     Penyusunan Tes(criterion-test construction)
Penyusunan tes instrumen berdasarkan penyusunan tujuan pembelajaran yang menjadi tolak ukur kemampuan peserta didik berupa produk, proses, psikomotor selama dan setelah kegiatan pembelajaran.
b.    Pemilihan Media (media selection)
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media dipilih untuk menyesuaikan analisis peserta didik, analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini berguna untuk membantu peserta didik dalam pencapaian target latihan yang diharapkan.
c.     Pemilihan Format (format selection)
Pemilihan format dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan materi pembelajaran. Bentuk penyajian disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk mendesain isi pembelajaran, pemilihan pendekatan, dan sumber belajar, mengorganisasikan dan merancang manekin defense, membuat desain manekin.
d.    Desain Awal (initial design)
Desain awal merupakan rancangan media yang telah dibuat oleh peneliti kemudian diberi masukan oleh dosen pembimbing. Masukan dari dosen pembimbing digunakan sebagai bahan evaluasi media manekin defense sebelum dilakukan produksi. Kemudian melakukan revisi setelah mendapatkan saran perbaikan media manekin defense dari dosen pembimbing dan nantinya rancangan ini akan dilakukan tahap validasi.

3.      Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan media manekin defense yang telah direvisi berdasarkan masukan ahli dan uji coba kepada peserta didik. Terdapat dua langkah dalam tahapan ini yaitu:
a.       Validasi Ahli (expert appraisal)
Tujuan dari validasi ahli adalah untuk memvalisadi media manekin defense sebelum dilakukan uji coba produk dan hasil hasil dari validasi ahli akan digunakan sebagai media untuk revisi produk awal. Validasi oleh tenaga ahli disusun untuk mengetahui apakah model manekin defense tersebut layak diterapkan atau tidak.
b.      Uji Coba Produk(development testing)
Tahap selanjutnya adalah tahap uji coba produk manekin defense pada latihan teknik shooting di lapangan. Meliputi pengukuran motivasi belajar atlet dan pengukuran hasil belajar atlet. Hasil yang diperoleh dari tahap ini berupa media manekin defense yang telah direvisi.


4.      Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, seperti kelas lain, sekolah lain maupun oleh pengajar yang lain, serta menguji evektifitas penggunaan perangkat dalam kegiatan belajar mengajar. Namun pada penelitian ini hanya dilakukan diseminasi terbatas, yaitu dengan menyebarluaskan dan mempromosikan produk akhir media manekin defense pada siswa putra peserta ekstra kurikuler bola basket 

C.    WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN


D.    KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat diprediksi bahwa efektifitas shoting menggunakan menekin defend lebih efektif dalam pembelajaran shoting dari pada tidak menggunakan menekin defend karena atlet akan terbiasa shoting dengan pencagaan lawan

No comments:

Post a Comment

Tugas Makalah Pencegahan dan Perawatan Cidera (PEMANASAN)

  PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA PEMANASAN   Pendahuluan             Olahraga  mulai menjadi sebuah tren atau gaya hidup masyarakat...