PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MANEKIN DEFENSE PADA TEKNIK DASAR SHOOTING BOLABASKET
PADA SISWA EKSTRAKULIKULER BOLA BASKET PUTRA
BAB
I
A. LATAR
BELAKANG
Bola basket
merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring perkembangan
teknologi pada saat ini. Perkembangan ilmu teknologi dan komunikasi yang
semakin pesat dalam bidang pendidikan menjadi penting terutama dalam bidang
kepelatihan khususnya bola basket. Salah satu cara penggunaan berbagai macam media
dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan materi dan karakteristik atlet.
Penggunaan media latihan akan sangat membantu perkembangan latihan atlet untuk
mencapai prestasi yang maksimal.
Teknik dasar
bola basket yang harus diberikan oleh pelatih antara lain shooting (menembak),
passing (mengumpan), dan drible (menggiring). Shoot terdiri dari beberapa
teknik, antara lain jump shoot, lay up, set shoot, hook shoot dan segala macam
gerakan dengan upaya memasukkan bola ke dalam ring (Wissel Hal, 1996: 24). Menurut
Nuril Ahmadi (2007: 18) tembakan atau shooting merupakan usaha memasukkan bola
ke keranjang. Sedangkan menurut Zollt Hartiyani (2004: 18) tembakan atau
shooting adalah gerakan untuk mendapatkan angka. Sehingga dapat dikatakan shooting
merupakan usaha yang dilakukan oleh pemain untuk mencetak poin dengan cara
melempar atau menembakkan bola ke dalam ring (keranjang) lawan untuk memperoleh
poin.
Pembelajaran
teknik shooting dilakukan dengan memberikan informasi teori kepata atlet,
kemudian pelatih memberikan contoh terlebih dahulu baik menggunakan peraga
maupun tidak setelah itu atlel mempraktekan gerakan yang sudah dijelaskan dan
dicontohkan oleh pelatih. Beberapa permasalahan pelatih dalam memberikan
pembelajaran teknik shooting antara lain adalah faktor kurang terampilnya
pelatih dalam memperagakan gerakan teknik shooting serta faktor usia pelatih
yang sudah tidak memungkinkan untuk memberikan contoh gerakan teknik shooting
kepada atlet. Hal tersebut dapat mempengaruhi pembentukan teknik fundamental
bola basket pada atlet, sehingga diperlukan kreatifitas serta informasi gerakan
teknik menggunakan media seperti media manekin defense dalam latihan teknik
shooting. Selain pelatih dapat lebih mudah memberikan arahan, atlet juga dapat
mengembangkan kemampuan kognitif,kreatif, dan inovatif yang lebih baik dengan
harapan akan mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih maksimal.
Bentuk
pemanfaatan media manekin defense pada latihan teknik shooting memberikan
kesempatan kepada subjek belajar guna mengembangkan kemampuan kognitif,
kreatif, dan inovatif bagi atlet. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan
melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran menggunakan media manekin
defense pada latihan teknik dasar shooting pada peserta ekstrakurikuler bola
basket putra.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah
pengaruh pembelajaran menggunakan media manekin defense pada latihan teknik dasar
shooting pada peserta ekstrakurikuler bola basket putra ?
2. Manakah
yang lebih efektif antara pembelajaran menggunakan media manekin defense dan
latihan tanpa media manekin defffense terhadap teknik shooting pada peserta
ekstrakurikuler bola basket putra ?
C. TUJUAN
PENELITIAN
Sesuai dengan
rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui pengaruh pembelajaran
menggunakan media manekin defense latihan shooting terhadap teknik menembak peserta
ekstrakurikuler bola basket putra
2.
Mengetahui efektifitas antara pembelajaran
menggunakan media manekin defense dan tanpa manekin defense terhadap teknik
shooting peserta ekstrakurikuler bola basket putra
D. MANFAAT
PENELITIAN
Peneliti sangat
berharap penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat dalam penelitian yang dilakukan. Adapun manfaat penelitian secara
rinci adalah sebagai berikut.
1.
Hasil yang didapatkan dari penelitian
ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat baik untuk atlet,
pelatih, maupun pihak-pihak yang berkompeten dalam cabang olahraga bola basket.
2.
Menambah khasanah pengetahuan dan
perbendaharaan penelitian dalam cabang olahraga bola basket.
3.
Sebagai evaluasi bagi pelatih dan
pengajar agar secara konkrit dapat memberikan tentang teknik dasar shooting pada
permainan bola basket sehingga tidak terjadi salah persepsi bagi atlet.
BAB
II
A.
LANDASAN
TEORI
1.
Hakikat
Pembelajaran
Pembelajaran
merupaka suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan mebnciptakan system
lingkungan dengan bergabagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan
belajar secara efektif dan efsien serta dengan hasil optimal (Sugihartono, 2007
: 81).
Menurut Biggs
(Sugihartono dkk, 2007: 80-81) konsep pembelajaran dibagi menjadi 3 pengertian,
yaitu:
a. Pembelajaran
dalam pengertian kuantitatif
Secara kuantitatif pembelajaran
berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Guru dituntut untuk
menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikannya kepada siswa
dengan sebaik-baiknya.
b. Pembelajaran
dalam pengertian Institusional
Pembelajaran ini berarti penataan
segala kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan efisien. Dalam pembelajaran
institusional guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik
mengajar untuk bermacam-macam siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual
c. Pembelajaran
dalam pengertian kualitatif
Pembelajaran kualitatif berarti
upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa. Sehingga peran guru dalam
pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga
melibatkan siswa dalam aktifitas belajar yang efektif dan efisien.
2.
Permainan
Bola Basket
Permainan
bolabasket merupakan jenis olahraga bola besar yang dimainkan dengan tangan
yang mempunyai tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin ke keranjang lawan,
serta menahan lawan agar tidak memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan cara
lempar-tangkap, menggiring, dan menembak bola. Menurut Deddy Sumiyarsono (2002:
2-3) bentuk permainan yang diinginkan adalah permainan yang menggunakan bola
berbentuk bulat, dengan tidak ada unsur menendang, tidak ada unsur membawa lari
bola, tanpa unsur menjegal dengan menghilangkan gawang ditambah adanya sasaran
untuk merangsang dan sebagai tujuan permainan.
Bolabasket adalah permainan beregu dengan
masing-masing regu beranggotakan lima pemain dimana permainanya dilakukan pada
lapangan yang berukuran panjang 28 meter dan lebar 15 meter, cara memainkan
bola dengan menggiring, melempar, melempar-tangkap, dan menembak bola ke
keranjang lawan (Ernawati Kusumaningsih dan M. Hamid Anwar (2010:61).
Karena termasuk dalam cabang olahraga beregu yang
memiliki tujuan mencapai prestasi setinggi-tingginya secara sportif, setiap
pemain (atlet) bola basket harus memiliki
dan menguasai teknik dasar permainan bola basket. Hall Wissel (1996: 2)
menyebutkan teknik dasar tersebut meliputi: melempar dan menangkap bola, menggiring,
menembak, olah kaki, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, dan bertahan.
Uuraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan bola
basket merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu dengan masing-masing
regu lima orang pemain yang telah memnguasai teknik permainan bola basket.
Teknik permainan bola basket yang harus dimiliki oleh setiap pemain antara lain
seperti shooting
(menembak), passing (mengumpan), dan drible (menggiring).
Permainan
bola basket merupakan permainan dengan disiplin dan taktik kompleks, dimana
efektifitas pemain dalam permainan bergantung pada penguasaan eksekusi
penyerangan dan pertahanan. Dalam mempelajari berbagai teknik shooting bisa
dikatakan terbatas. Pemain harus dapat memanfaatkan kesempatan untuk melakukan
shooting yang ada dengan efektif. Oleh karena itu, keputusan pelatih untuk
memberikan latihan teknik shooting yag harus dikembangkan dalam proses latihan
jangka panjang atlet agar dapat menciptakan potensi angka bagi atlet (Ibáñez et
al., 2008; Marmarinos et al., 2016; Okazaki et al. , 2015; Raiola et al.,
2016).
Shooting
merupakan teknik dasar yang penting daripada teknik lain karena tujuan dari
permainan ini adalah memasukkan bola ke dalam keranjang. Sesuai dengan tujuan
permainan bolabasket adalah memasukkan bola ke keranjang lawan dengan menembak
dan menjaga daerah sendiri agar lawan tidak memasukkan bola ke keranjang
sendiri. Teknik dasar seperti operan, menggiring, bertahan dan rebound
digunakan sebagai sarana agar pemain memperoleh peluang yang cukup besar untuk
membuat skor, tetapi tetap saja seorang pemain harus mampu melakukan tembakan
dengan baik.
Menurut
Peraturan Permainan Bolabasket pasal 16 (PERBASI 2006: 12) ada tiga jenis
perhitungan skor apabila bola tembakan masuk, yaitu:
1)
Satu angka ketika tembakan hukuman.
2)
Dua angka ketika bola ditembakkan dari
daerah dua angka,
3)
Tiga angka ketika bola ditembakkan dari
daerah tiga angka.
Menurut
PBPERBASI(2006: 23-27) terdapat delapan macam tembakan dalam permainan bolabasket
yaitu: 1) Set shot, 2) Lay-up shot, 3) Underhand shot, 4) Jump shot, 5) Hook
shot, 6) Dunking, 7) Reverse lay-up shot, 8) Tapping (tip-in). Dalam melakukan
tembakan dalam permainan bola basket ada unsur yang sangat penting yang perlu
diketahui oleh para pemain bolabasket yaitu konsep BEEF. Menurut Kosasih (2009:
47). BEEF yaitu:
1) B (Balance)
keseimbangan: Gerakan selalu dimulai dari lantai, saatmenangkap bola menekuk
lutut serta atur agar tubuh dalam posisi seimbang.
2) E (Eyes)
mata: Agar shooting menjadi akurat pemain harus dengan segeramengambil fokus
pada terget (pemain dengan cepat mampumengkoordinasikan letak ring), dan mata
tak terhalang oleh bola dan tangan.
3) E (Elbow)
siku lengan: Pertahankan posisi siku agar pergerakan lengan akantetap vertikal.
4) F (Follow
through) gerakan lanjutan: Kunci siku lalu lepaskan gerakanlengan jari-jari dan
pergelangan tangan mengikuti ke arah ring.
Wissel
(1996: 43) menyatakan bahwa shooting adalah keahlian yang sangat penting di
dalam olahraga basket. Sedangkan Nuril Ahmadi (2007: 18), menyatakan usaha
memasukkan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan
dengan satu tangan, dua tangan dan lay up.
3.
Hakikat Tembakan / Shooting
Tembakan atau
shooting dalam permainan bolabasket adalah usaha yang dilakukan untuk memasukan
bola kedalam keranjang tim lawan. Kesempatan menembak terjadi dimanapun dan dan
oleh siapa pun yang berada di lapangan. Keterampilan menembak dalam permainan
bola basket merupakan teknik dasar yang terpenting karena keberhasilan dan
kemenangan suatu tim dalam permainan ditentukan dengan jumlah berhasilnya
tembakan yang dibuat. Pengertian tembakan sendiri adalah usaha yang dilakukan
pemain untuk memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dengan tujuan memperoleh
angka sebanyak-banyaknya. Setiap serangan selalu berusaha untuk berakhir dengan
tembakan, oleh karena itu unsur menembak merupakan teknik dasar yang harus
dipelajari dengan baik dan benar serta ditingkatkan keterampilanya (Sodikun,
1992:70). Sedangkan menurut Ahmadi (2007:18) usaha yang dilalkukan untuk
memasukan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak dan dapat dilakukan
dengan satu tangan, dua tangan, dan lay-up.
Sodikun (1992:
59) menyatakan jenis-jenis tembakan dalam bolabasket adalah:
a. Tembakan
dengan dua tangan dari depan dada (two handed set shoot)
b. Tembakan
dengan dua tangan dari atas kepala (two handed over head set shoot).
c. Tembakan
dengan satu tangan (one handed set shoot)
d. Tembakan
lay up (lay up shoot)
e. Tembakan
didahului dengan menggiring bola langsung lay-up
f. Tembakan
loncat dengan satu tangan (one handed jump shoot)
g. Tembakan
loncat dengan dua tangan di atas kepala (two handed over head jump shoot)
h. Tembakan
kaitan (hook shoot)
Sedangkan
Sumiyarsono (2002: 33-39), menyatakan bahwa ada beberapa teknik tembakan
diantaranya:
a. Tembakan
loncatan, merupakan tembakan yang dilakukan pada saat kaki penembak
kedua-duanya terangkat diudara akibat dari loncatan. Teknik ini merupakan
teknik tembakan terpadu dari dua unsur kemahiran yaitu keseimbangan badan dan
ketepatan pelaksanaan saat melepaskanbola diudara
b. Tembakan
lay-up, adalah jenis tembakan yang dilakukan dengan sedekat mungkin dengan ring
yangdidahului dengan lompatan langkah pertamadan lompatan langkah kedua.
c. Tembakan
kaitan, merupakan senjata yang efektif untuk menyerang dengan jarak dekat
apabila daerah lawan dijaga sangat kuat.
Abidin (1999:
59), menyatakan bahwa ada beberapa teknik tembakan yang digunakan
dalampermainan bolabasket yaitu:
a. One
Hand Set Shoot(tembakan tangan satu)
b. Free
Throw(tembakan bebas)
c. Jump
Shoot(tembakan sambil melompat)
d. Three
PointShoot(tembakan tiga angka)
e. Hook
Shoot(tembakan kaitan)
f. Lay-Up
Shootg.Runer(lay-up yang diperpanjang)
B.
PENELITIAN
YANG RELEVAN
Penelitian yang
relevan sebagai acuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan
Media Pop-Up pada Materi Organisasi Kehidupan Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Peserta Didik SMP Kelas VII oleh Helda Arina Simatupang (2107)
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
MODEL
PENGEMBANGAN
Penelitian ini
merupakan penelitian dan pengembangan yang akan menghasilkan produk. Produk
yang dihasilkan nantinya dapat digunakan untuk mempermudah dalam pembelajaran
khususnya mengenai teknik dasar bolabasket. Muatan yang ada di dalam produk
berupa alat (patung besi) yang digunakan sebagai media belajar teknik dasar
bolabasket, khususnya shooting, yang nantinya akan diguakan sebagai media
belajar sehingga target pengguna dari produk ini akan lebih mudah menangkap
materi dari teknik shooting yang benar pada permainan bolabasket.
Penelitian dan
pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu (Sugiyono, 2008: 407). Penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran
adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Mulyatiningsih (2011) memberikan dua model
penelitian dan pengembangan untuk sistem pembelajaran, yaitu 4D (Thiagarajan,
1974), ADDIE (Dick & Carey, 1996) serta menggunakanpendekatan system
(system approach). Model pengembangan dalam penelitian ini adalah model
pengembangan sistem pembelajaran 4D (define, design, develop, desseminate) dengan
tujuan mengetahui hasil dan dampak pembelajaran yang diberikan menggunakan
model manekin defense.
B.
PROSEDUR
PENGEMBANGAN
Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian
pengembangan model 4-D (Four D Models) menurut Thiagarajani. Hal ini meliputi 4
tahap yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan
(develop) dan diseminasi (disseminate) yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 1. Prosedur Pengembangan
Model 4-D
(Sumber: Diadaptasidari Thiagarajan
1974: 6-9)
1.
Tahap
Pendefinisian (Define)
Pada
tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pembelajaran serta mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan produk
yang akan dikembangkan.Dalam tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah yaitu:
a. Analisis
awal
Analisis awal
dilakukan guna mengetahui permasalahan dasar dalam pengembangan media manekin
defense. Pada tahap ini dimunculkan fakta-fakta dan alternatif penyelesaian
sehingga memudahkan untuk menentukan langkah awal dalam pengembangan media
manekin defense untuk dikembangkan.
b. Analisis
siswa
Analisis peserta
didik sangat penting dilakukan pada awal perencanaan. Analisis peserta didik
dilakukan dengna cara mengamati karakteristik peserta didik. Analisis ini
dilakukan dengan mempertimbangkan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta
didik, baik sebagai kelompok maupun individu. Analisis peserta didik meliputi
karakteristik kemampuan akademik, usia, dan motivasi terhadap mata pelajaran.
c. Analisis
tugas
Analisis tugas
bertujuan untuk mengidentifikas itugas-tugas utama yang akan dilakukan oleh
peserta didik. Analisis tugas terdiri dari analisis terhadap program latihan
pelatih terkait materi yang akan dikembangkan melalui media manekin defense.
d. Analisis
konsep
Analisis konsep
bertujuan untuk menentukan isi materi dalam media manekin defense yang
dikembangkan. Analisis konsep dibuat dalam peta konsep pembelajaran yang
nantinya digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi tertentu, dengan cara
mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis bagian-bagian utama materi
pembelajaran.
e. Perumusan
tujuan pembelajaran
Analisis tujuan
pembelajaran dilakukan untuk menentukan indikator pencapaian pembelajaran yang
didasarkan atas analisis materi dan analisis kurikulum. Dengan menuliskan
tujuan pembelajaran, peneliti dapat mengetahui kajian apa saja yang akan
ditampilkan dalam media manekin defense, menentukan kisi-kisi soal, dan
akhirnya menentukan seberapa besar tujuan pembelajaran yang tercapai.
2.
Tahap
Perancangan
Setelah
mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian, selanjutnya dilakukan tahap
perancangan. Tahap ini bertujuan untuk merancang media manekin defense yang
dapat digunakan dalam pembelajaran teknik dasar shooting bola basket. Tahap
perancangan ini meliputi:
a. Penyusunan
Tes(criterion-test construction)
Penyusunan tes
instrumen berdasarkan penyusunan tujuan pembelajaran yang menjadi tolak ukur kemampuan
peserta didik berupa produk, proses, psikomotor selama dan setelah kegiatan
pembelajaran.
b. Pemilihan
Media (media selection)
Pemilihan media
dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Media dipilih
untuk menyesuaikan analisis peserta didik, analisis konsep dan analisis tugas,
karakteristik target pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang
bervariasi dari media yang berbeda-beda. Hal ini berguna untuk membantu peserta
didik dalam pencapaian target latihan yang diharapkan.
c. Pemilihan
Format (format selection)
Pemilihan format
dilakukan agar format yang dipilih sesuai dengan materi pembelajaran. Bentuk
penyajian disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan. Hal ini
dimaksudkan untuk mendesain isi pembelajaran, pemilihan pendekatan, dan sumber
belajar, mengorganisasikan dan merancang manekin defense, membuat desain manekin.
d. Desain
Awal (initial design)
Desain awal
merupakan rancangan media yang telah dibuat oleh peneliti kemudian diberi masukan
oleh dosen pembimbing. Masukan dari dosen pembimbing digunakan sebagai bahan
evaluasi media manekin defense sebelum dilakukan produksi. Kemudian melakukan
revisi setelah mendapatkan saran perbaikan media manekin defense dari dosen
pembimbing dan nantinya rancangan ini akan dilakukan tahap validasi.
3.
Tahap
Pengembangan (Develop)
Tahap
ini bertujuan untuk menghasilkan media manekin defense yang telah direvisi
berdasarkan masukan ahli dan uji coba kepada peserta didik. Terdapat dua
langkah dalam tahapan ini yaitu:
a.
Validasi Ahli (expert appraisal)
Tujuan dari validasi ahli adalah
untuk memvalisadi media manekin defense sebelum dilakukan uji coba produk dan
hasil hasil dari validasi ahli akan digunakan sebagai media untuk revisi produk
awal. Validasi oleh tenaga ahli disusun untuk mengetahui apakah model manekin
defense tersebut layak diterapkan atau tidak.
b.
Uji
Coba Produk(development testing)
Tahap
selanjutnya adalah tahap uji coba produk manekin defense pada latihan teknik
shooting di lapangan. Meliputi pengukuran motivasi belajar atlet dan pengukuran
hasil belajar atlet. Hasil yang diperoleh dari tahap ini berupa media manekin
defense yang telah direvisi.
4.
Tahap
Penyebaran (Disseminate)
Tahapan ini
bertujuan untuk mengetahui perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang
lebih luas, seperti kelas lain, sekolah lain maupun oleh pengajar yang lain,
serta menguji evektifitas penggunaan perangkat dalam kegiatan belajar mengajar.
Namun pada penelitian ini hanya dilakukan diseminasi terbatas, yaitu dengan
menyebarluaskan dan mempromosikan produk akhir media manekin defense pada siswa
putra peserta ekstra kurikuler bola basket
C.
WAKTU
DAN LOKASI PENELITIAN
D.
KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian dapat diprediksi bahwa efektifitas shoting menggunakan menekin
defend lebih efektif dalam pembelajaran shoting dari pada tidak menggunakan
menekin defend karena atlet akan terbiasa shoting dengan pencagaan lawan
No comments:
Post a Comment